Kamis, 24 November 2016

Berusahalah Berpikir Objektif Dalam Menyikapi Segala Hal



Image result for berpikir objektif
hetanews.com
Sebagai makhluk sosial yang mengharuskan selalu berinteraksi dengan banyak orang dan di berbagai lingkungan tentu sering terjadi benturan atau gesekan sikap dan perilaku terhadap sesama...
Kadang sebuah cletukan omongan yang sedikit nyolot pun bisa berbuntut panjang menjadi permusuhan apabila tidak disikapi dengan rendah hati...
Apalagi dalam menilai sesuatu ataupun keputusan seseorang yang berkaitan dengan kita...Cenderung kita berpikir subyektif, apalagi bila ada kedekatan emosional...tentunya kita selalu menilai baik sehingga ketika semua orang menilai etika dan perangai dia kurang baik, serasa kita gak terima dan gak percaya...Akan tetapi untuk bisa berpikir objektif itu butuh jam terbang dalam berproses, butuh kematangan jiwa dan kebesaran hati tentunya...
Disinilah tingkat kedewasaan seseorang bisa dinilai,,
Disinilah tingkat kematangan jiwa seseorang bisa diuji...
Karena menyikapi sesuatu dengan emosional dan cenderung mengedepankan pikiran negatif tanpa melihat sebab kenapa ??, tanpa melihat ada apa ?? dan mengapa ??? itulah yang justru akan membuat kita terjerumus pada satu pola pikir yang cenderung sempit...
Taruhlah kita memang mendapat ketidak adilan bahkan mungkin terdholimi sekalipun tanpa kita merasa bersalah, itupun juga tidak dianjurkan untuk membalas dengan hal sama...
Bukannya diam ditindas ataupun tidak bertindak ketika merasa dicurangi,,,tapi terkadang Allah selalu punya cara dan skenario yang hebat agar untuk membuat kita pergi dari suatu tempat, dari sebuah lingkungan ataupun dari seseorang...
Berusaha untuk berbesar hati, dengan selalu bermukhasabah dikala punya waktu sendiri...disitulah kita akan mendapat banyak jawaban untuk memperbaiki diri karena terkadang bila ada orang lain yang menegur ataupun memberikan kritikan terasa gak nyaman di dengar..
Selalu berusaha menjadi lebih baik dan memantaskan diri untuk menjadi hamba yang lebih taat tentunya,,,Insyaallah


Rabu, 27 April 2016

Pantai Sundak, Yogyakarta

Pantai sundak gunungkidul merupakan bagian dari objek wisata Pantai SUndak. Objek wisata Pantai Sundak berada di Desa Sidoharjo, Kecamatan Tepus Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta dan merupakan objek wisata alam yang mempesona.

Kamis, 21 April 2016

Pengembangan Karir Untuk mencapai Kesuksesan dan Kepuasan



PENDAHULUAN

PENCAPAIAN KESUKSESAN DAN KEPUASAN KARIR



A.    Pendahuluan

Bagi banyak orang, kerja merupakan pencurahan waktu dan energy yang lebih banyak daripada aktivitas manusia yang lain. Pekerjaan, seperti yang diungkapkan sun dan Wang

(2012) menyediakan sesuatu yang bisa memuaskan kebutuhan manusia – diantaranya : psikologis, keselamatan, sosialisasi, ego, aktualisasi-diri, dan afiliasi. Pekerjaan – menurut Landy and Conte (2013) – merupakan karekteristik yang mendefinisikan cara orang memberi nilai kepada masyarakat, keluarga, dan diri mereka sendiri.

      Hal yang terkait dengan, bhkan identic dengan pekerjaan adalah karir, seperti yang dikemukakan oleh Longman Dictionary of American English (Pearson Education, 2009: 143), “ a job or proffesion that you have been trained for a long time.” Selain itu pekerjaan atau work  dimaknai sebagai job, occupation, proffesion, atau career” (Pearson Education, 2009: 1155 ).

B.     Kesuksesan Karir

Setiap orang ingin memiliki kesuksesan karir. Tetapi makna kesuksesan tersebut berbeda bagi tiap-tiap orang, dan bervariasi menurut keadaan. Salah satu di antaranya (Seibert, 2006: 148) menyatakan,“career success can be defined as the positive material and psicological outcomes resulting from one’s work-related activities and experiences.” Dalam pengertian ini, kesuksesan karir adalah hasil positif, baik secara materi maupun kejiwaan yang berasal dari aktivitas dan pengalaman seseorang yang terkait dengan pekerjaan.

Terhadap kesuksesan orang memiliki asumsi / anggapan yang berbeda-beda. Ada empat asumsitersirat dalam banyak literature kesuksesan karir yang diidentifikasi (Heslin, 2005)

1.      Hsil Objektif (misalnya ; gaji dan promosi) merupakan wakil yang memadai untuk keberhasilan, bahkan mungkin melampaui konteks manajerial dan professional dimana kebanyakan penelitian kesuksesan karir dilakukan.

2.      Kepuasan kerja dan dan karir secara memadai menangkap keluasan dimensi yang digunakan orang untuk melakukan reaksi terhadap karirnya.

3.      Asumsi yang melekat bahwa orang memiliki kesamaan dalam perhatian / kebutuhan terhadap kesuksesan yang mereka capai dalam ranah objektif, dibandingkan dengan ranah objektif.

4.      Literatur kesuksesan karir sebagian besar beranggapan bahwa orang memiliki konsep dan penilaian terhadap keberhasilan karir hanya dikaitkan dengan kriteria rujukannya sendiri, seperti aspirasi karir mereka.

Selain itu, Den (dalam Baruch, 2004) mengidentifikasi lima ukuran untuk kesuksesan karir;

1.      Mengalami kemajuan

2.      Memperoleh rasa aman

3.      Menjadi tinggi

4.      Menjadi bebas

5.      Menjadi seimbang

C.    Kepuasan Karir

Kepuasan karir merupakan variable penting dalam riset mengenai pengembangan karir dan wilayah lain penelitian yang berhubungan dengan pekerjaan, dinamika pekerjaan dan penyesuaian individu. Ketika peneliti bertanya kepada orang melihat ke belakang kehidupan mereka, dan menunjukkan seberapa puas mereka terhadap karirnya, beberapa asumsi dibuat (lounsbury, 2006)

1.   Karir adalah konsep yang memiliki makna bagi orang-orang sebagai fenomena unik, sebagai ranah pengalaman khusus

2.   Perubahan karir berubah seiring waktu dan kepuasan tergantung pada kemajuan,

3.   Sebagaimana dalam banyak wilayah kepuasan, penilaian kepuasan karir biasanya meliputi pertimbangan tingkat pengalaman saat ini dengan yang diharapkan / dikehendaki.

D.    Organisasi Buku

Terlepas apa namanya – perencaan karir, manajemen karir, atau pengembangan karir, yang dilakukan pegawaibatau organisasi ditujukan untuk mencapai keseimbangan kesuksesan karir, baik yang objektif maupun subjektif.









BAB 1

KONSEP DAN PENGERTIAN KARIR



A.    Pendahuluan

Tren dalam globalisasi, demografi, teknologi (baik informasi maupun yang lainnya), perubahan hubungan kerja, pekerjaan berbasis-tim dan struktur organisasi baru mempunyai dampak yang signifikan terhadap cara pandang karir. Dari sudut pandang ini, para pakar mempertanyakan relevansi jenjang karir tradisional. Pandangan kontemporer mengenai pengembangan karir berpendapat bahwa individu dan organisasi harus fleksibel dan dapat beradaptasi agar tetap sukses dalam lingkungan yang terus menerus berubah dan tidak menentu.

Untuk menghadapi kondisi seperti itu, dibutuhkan perubahan paradigma karir, yang dikenal dengan protean career. Menurut Noe (2011), protean career merupakan karir yang kerap berubah yang didasarkan atas perubahan-perubahan pada minat, kemampuan dan nilai seseorang serta perubahan-perubahan dalam lingkungan kerja. Pegawai dalam protean career mengambil tanggung jawab mengelola karirnya sendiri. Praktik ini konsiten dengan kontrak psiologis. Pegawai mencari organisasi yang menyediakan, bukan keamanan kerja dan tangga karir yang harus didaki, melainkan peluang pengembangan dan rancangan kerja yang fleksibel.

B.     Konsep Karir

Berasal dari bahasa Latin dan Perancis, istilah karir pada awalnya menunjukkan pengertian pathway (jalan kecil) atau racecourse (lintasan balapan), lintasan atau pergerakan cepat manusia, kuda, burung elang, benda-benda angkasa, atau serangkaian tindakan (Collin, 2006).

Konsep karir yang luas dan kompeks tersebut menimbulkan makna yang berbeda-beda. Makna yang popular barang kali tercrmin dalam gagasan peningkatan garis kerja – memperoleh penghasilan yang lebih besar, memiliki tanggung jawab yang lebih besar, dan memperoleh status, prestise dan kekuasaan yang lebih besar. Namun demikian, karir merupakan sejumlah konstruk / konsep dengan beberapa persamaan.

Konsep karir digunakan dalam beberapa disiplin akademik, seperti sosiologi, ekonomi tenaga kerja, psikologi vokasional dan karir. Misalnya, karir digunakan dalm sejumlah penjelasan sosiologis. Dari perspektif mereka yang tertarik pada peran pekerjaan dalam stratifikasi dan mobilita social. Pilihan karir ditafsirkan menurut pengaruh dan kendala yang dialami individu, seperti asal keluarga, pendidikan, kompetisi, etnik dan gender. Sosiolog lain yang menggunakan konsep karir dalam mempelajari organisasi memandang karir, misalnya, menurut pola piker, alur, keungkinan, titik balik, akumulasi modal cultural, dan isu kekuasaan dan kendali dalam dan atas pegawai.

Gagasan yang sangat berbeda ditemukan dalam psikologi vokasional dan karir. Di sini penekanannya pada individu, da nada perhatian yang berbatas pada factor kontekstual yang lebih luas, dan peluang serta kendala bagi individu. Akan tetapi, dampak kompetisi, etnik, kelompok dan gender pada saat ini semakin mendapat pengakuan. Karir memiliki makna khusus dalam ranah ini, beberapa pandangan di antaranya sebagai berikut (Collins, 2006)

1.   Pandangan yang berfokus pada kesesuaian antara orang dan pekerjaan dengan menggunakan daftar yang bervariasi, pendekatan ciri dan faktor yang menyerasikan ciri, kemampuan dan disposisi / kecenderungan pribadi dengan tuntutan pekerjaan.

2.   Kerangka menurut implementasi konsep-diri dan perkembangan hidup seseoarang, mengakui tahapan, tugas, dan konteks perkembangan dan kedewasaan karir.

3.   Konstruk lain memandang karir menurut perwakilan individual, pembelajaran sosial, pemrosesan informasi, perencanaan dan pembuatan keputusan.

4.   Perspektif lain berfokus pada bagaimana mereka memaknai pengalaman dan konstruk makna melalui aksi, naratif dan metaphor.

5.   Konsep karir lebih lanjut tentang karir digunakan dalam psikologi pekerjaan (industry, okupasi dan organisasi) dimana karir ditafsirkan menurut hubungan

a.    Individu dan organisasi

b.   Pengaruh struktur dan dinamika organisasi, desain pekerjaan, system penghargaan, manajemen karir, gaya manajemen dan pengendalian.

C.    Pengertian Karir

Karir adalah pekerjaan dari hasil pelatihan dan / atau pendidikan yang ingin dilakukan orang dalam waktu lama. Pengertian karir tersebut diperkuat oleh Andrey Collin (2006: 60) yang menyatakan, antara lain “individual work histories, sequences of and pattern in occupations and work positions, and upward proress in an occupations or in life generally.” Intinya, karir merupakan riwayat pekerjaan seseorang, serangkaian dan pola dalam pekerjaan dan posisi pekerjaan, serta kemajuan dalam pekerjaan atau dalam kehidupan.

Raymond A. Noe (2010) ada empat makna yang berbeda yang berbeda yang dapat diterapkan pada konsep karir;

1.   Karir dideskripsikan sebagai kemajuan

2.   Karir dideskripsikan sebagai profesi

3.   Karir dapat dianggap sebagai serangkaian pekerjaan sepanjang hidup

4.   Karir bisa dideskripsikan sebagai seragkaian pengalaman yang terkait dengan perannya sepanjang hidup.

Dalam hal ini, Greenhaus (dalam Ivancevch, 2013: 435) menyatakan,”a career is the pattern of work-related (e.g. job positions, job duties, decisions, subjective interpretation about work-related event) and activities over the span of the person’s work life”. Menurut pengertian ini, Karir adalah pola pengalaman yang terkait dengan pekerjaan (misalnya; posisi pekerjaan, kewajiban pekerjaan, keputusan dan interpretasi subjektif mengenai peristiwa yang berkaitan dengan pekerjaan) dan aktivitas sepanjang rentang masa hidup seseorang.

Perbedaan pandangan karir yang berkembang pada dasarnya mencakup hal-hal berikut;

1.   Protean Career

Adalah nama yang diberikan untuk mendeskripsikan karir yang didorong oleh individu dan bukan oleh organisasi (Brscoe, 2006).

2.   Boundary Less career

Mendiskripsikan karir yang melibatkan pergerakan lintas batas fisik dari perusahaan-perusahaan yang terpisah.

3.   Authentic Career

Orang mencapai tingkat wawasan yang tinggi mengenai wawasan pribadi dan menggunakan ini untuk mengikuti karir “jujur terhadap diri sendiri”.

4.   Potfolio Career

Merupakan karir yang dibangun di seputar kumpulan keterampilan dan di-kelola sendiri.

Dalam pengertian tersebut, karir portofolio berkaitan erat dengan keterampilan, minat, dan manajemen diri.



BAB II

PERENCANAAN DAN MANAJEMEN KARIR



A.    Perencanaan Karir

1.      Pengertian

Werner dan DeSimone (2006: 461) mendeskripsikan perencanaan kair sebagai berikut;

Perencanaan karir merupakan proses

1.   Menjadi sadar terhadap diri sendiri, peluang, kendala, pilihan dan konsekuaensi

2.   Mengidentifikasi tujuan yang terkait dengan karir

3.   Memprogram pekerjaan, pendidikan, pengalaman pengembangan yang terkait untuk memberi arah, timing, dan uruttan langkah untuk mencapai tujuan karir khusus.

2.      Tahapan Perencanaan Karir

Menurut Levon T. Ester (dalam Leong, 2008: 1495), proses perencanaan karir dapat dibagi menjadi empat tahap;

1.      Self-assesment (penilaian diri)

Mengacu kepada kemampuan individu mengumpulkan informasi mengenai minat, ketrampilan, kemampuan, nilai dan tipe kepribadian.

2.      Knowledge of academic-career options (pengetahuan terhadap opsi karir akademik)

Merujuk kepada kemampuan informasi mengenai dunia kerja.

3.      Indepth evaluation and goal setting (evaluasi secara mendalam dan penetapan sasaran)

4.      Career plan implementation (implementasi rencana karir)

3.      Perencanaan Karir dan Kebutuhan Pegawai

Berkaitan dengan perencanaan karir, yang dibutuhkan pegawai meliputi hal-hal berikut;

a.       Career aquity, Pegawai ingin memersepsi keadilan dalam kinerja organisasi, dan system promosi yang berkaitan dengan peluang kemajuan karir

b.      Supervisory concerns, Pegawai menginginkan penyelia memainkan peran aktif dalam pengembangan karir dan menyediakan umpan balik kinerja yang tepat waktu.

c.       Awareness of opportunities, Pegawai membutuhkan pengetahuan tentang peluang kemajuan karir yang ada di dalam organisasi.

d.      Employee interest. Pegawai memerlukan jumlah informasi yang berbeda dan memiliki tingkat minat yang berbeda terhadap karir tergantung pada sejumlah factor

e.       Career satisfaction. Pegawai, tergantung pada umur dan kedudukannya, memiliki tingkat kepuasan karir yang berbeda (Werther & Davis, 1985: 262)

Selain itu,  perencaan karir memiliki sejumlah manfaat, baik pegawai maupun bagi organisasi, keuntungan-keuntungan itu meliputi :

a)      Develops promotable employess. Perencanaan karir membantu mengembangkan persediaan internal talenta yang bisa dipromosikan.

b)      Lowers turnover, Perhatian dan kepedulian terhadap karir seseorang menghasilkan loyalitas organisasi yang lebih besar dan oleh karena itu menurunkan keluarnya pegawai.

c)      Tap employee potential, Perencanaan karir mendorong pegawai mengeluarkan lebih banyak potensi kemampuannya karena mereka memiliki tujuan karir.

d)      Further growth, Rencana dan tujuan karir memotivasi pegawai bertumbuh dan berkembang

e)      Reduces hoarding. Tanpa perencanaan karir, lebih mudah menumpuk bawahan-bawahan utama. Perencanaan karir menyadarkan pegawai, manajer / pimpinan tentang kualifikasi pegawai

f)        Satisfies employee needs. Dengan semakin sedikitnya menumpukan pegawai dan peluang pertumbuhan yang lebih besar, kebutuhan penghargaan pegawai, seperti pengakuan dan pencapaian lebih cepat terpuaskan.

g)      Assist affirmative action plans. Perencanaan karir membantu anggota kelompok yang dilindungi mempersiapkan untuk pekerjaan yang lebih penting. Persiapan ini bisa memberi kontribusi terhadap terpenuhinya jadwal tindakan afirmatif (Werther & Davis, 1985: 263)

DAFTAR PUSTAKA

Kaswan.2014.Career development.Bandung: Alfa Beta